“Fenomena ini sepatutnya menjadi
perhatian utama yang dipahami oleh masyarakat dan menjadi fokus
penanganan pemerintah baru Prabowo-Gibran," kata Hashim saat menjadi
pembicara kunci dalam Dialog Nasional bertema 'Optimisme Masyarakat
Termarginalkan dan Terpinggirkan bersama Pemerintah Baru' yang digelar
Vox Point Indonesia bersama SMSI Pusat di Aula Dewan Pers, Jakarta,
Sabtu (27/4/2024).
"Penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
meningkatkan kewaspadaan dalam mengidentifikasi praktik perdagangan
manusia guna mengurangi angka korban trafficking di Indonesia yang masih
sulit dikendalikan," kata Hashim dalam paparan tanpa teks yang
disebutnya sebagai curhat.
Survei menunjukkan mayoritas responden
(65,24%) memperoleh informasi tentang perdagangan manusia melalui
pemberitaan media massa. Namun sebagian besar responden masih mengira
perdagangan manusia hanya terbatas pada prostitusi, padahal masih banyak
bentuk lain dari kejahatan ini. Minimnya pengetahuan masyarakat
menyebabkan perdagangan manusia sulit dicegah.
Perdagangan
manusia dapat menimpa siapa saja, termasuk perempuan, anak-anak, dan
bahkan laki-laki terpelajar. Indonesia merupakan negara yang aktif dalam
perdagangan pekerja migran, baik laki-laki, perempuan, maupun
anak-anak, yang juga berkontribusi besar terhadap menggelembungnya
jumlah pekerja migran tanpa dokumen resmi di kawasan Asia Tenggara.
Perdagangan
manusia di Indonesia memang menjadi masalah yang serius dan kompleks.
Menurut Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus, seorang aktivis HAM, di
Batam saja lalu lintas perdagangan manusia sangat tinggi, 100 hingga
seribu orang diberangkatkan setiap hari menggunakan paspor palsu ke
Malaysia.
“Mafia-mafia telah lama terlibat dalam praktik
perdagangan orang di Batam, mereka secara sistematis dan masif membawa
orang melalui pintu-pintu keluar resmi pelabuhan dengan melibatkan oknum
aparat hingga pejabat,” kata Romo Paschal yang menjadi narasumber dalam
sesi diskusi.
Sehari 1.000 Migran
Satu kepala migran
dihargai sekitar Rp300 ribu, dan dengan jumlah yang diberangkatkan
mencapai 1.000 orang dalam sehari, pendapatan yang diperoleh dari
praktik ini mencapai Rp300 juta per hari, yang kemudian didistribusikan
kepada sejumlah oknum.
Perdagangan manusia dari Indonesia tidak
hanya menuju Malaysia, tetapi juga ke negara-negara lain. Negara-negara
lain yang sering menjadi tujuan perdagangan manusia dari Indonesia
antara lain Singapura, Taiwan, Hong Kong, dan negara-negara di Timur
Tengah seperti Arab Saudi.
Dari penangkapan yang dilakukan oleh
kepolisian, terungkap fakta-fakta yang menggambarkan skala dan metode
perdagangan manusia yang digunakan. Misalnya, penggunaan paspor palsu
untuk mempermudah proses perjalanan, keterlibatan mafia dan jaringan
kejahatan terorganisir yang melibatkan oknum aparat dan pejabat, serta
skema pembayaran yang menghasilkan pendapatan besar bagi para pelaku.
Selain
itu, penangkapan juga mengungkapkan kondisi korban, seperti kondisi
penahanan yang buruk, eksploitasi seksual, atau pekerjaan paksa.
Romo
Paschal menceritakan pengalamannya di pelabuhan Batam. Setiap kali dia
datang untuk kunjungan, satpam selalu ramah menyambutnya dengan ucapan
"Salam Romo." Namun, kejanggalan mulai terasa saat Pastor Paschal selalu
diarahkan untuk langsung menuju kapal tanpa melewati pintu imigrasi.
Sebagai
Kepala Komisi Keadilan dan Kedamaian Pastoral Migran dan Perantau
(KKPMP) Keuskupan Pangkalpinang, Pastor Paschal menjadi curiga. Dia
menyadari bahwa pengalaman ini mungkin disengaja untuk mengalihkan
perhatiannya dari situasi sebenarnya di pelabuhan.
"Rupanya saya sengaja diarahkan keluar dari jalur biasa supaya tidak bisa melihat situasi dan dinamika pelabuhan."
Keingintahuan
Pastor Paschal semakin tumbuh ketika dia mencari cara untuk masuk ke
dalam kapal yang terlihat berbeda. Dengan menyamar sebagai enam pekerja
migran, mereka berhasil masuk ke dalam kapal dan menyaksikan pemandangan
yang mengejutkan. Mereka menemukan bahwa calon migran dianiaya dan
dipaksa untuk menyerahkan uang ringgit Malaysia, padahal mereka berada
di pelabuhan resmi.
Pengungkapan ini menggambarkan tantangan dan
risiko yang dihadapi oleh para migran di pelabuhan Batam, serta
pentingnya untuk mengawasi praktik-praktik yang merugikan tersebut.
Dipidana
Romo
Paschal pernh dipidana hanya karena bersurat ke Badan Intelijen Negara
(BIN). Kejadian bermula ketika dia menduga ada salah satu pejabat Binda
Kepulauan Riau yakni, BPP, membacking jaringan pengiriman tenaga kerja
non prosedural yang beroperasi di Batam, Kepulauan Riau.
Dugaan Romo
Paschal bermula ketika pada 7 Oktober 2022, BPP mengintervensi Kapolsek
Batam Center untuk membebaskan lima terduga pelaku pengiriman tenaga
kerja non prosedural.
Kemudian pada 12 Januari 2023, dia langsung bersurat ke Kepala BIN, Budi Gunawan.
Isi
surat ini berbicara tentang pelanggaran kode etik pasal 4 huruf h,
Peraturan Kepala Badan Intelijen Negara Republik Indonesia No.7 Tahun
2017. Hingga Sabtu, 4 Maret 2023, surat Romo Paschal kepada Kepala BIN
tidak ditindaklanjuti. Surat itu oleh bawahannya kemudian dijadikan
bahan pelaporan BPP di Polda Provinsi Kepulauan Riau.
Romo
Paschal menggarisbawahi ada beberapa trend perdagangan manusia mulai
dari dalam negeri hingga luar negeri. Eksploitasi anak dan dewasa,
pengantin pesanan dan lain lain seolah sudah menjadi hal yang biasa.
Bagi
sebagian orang, agen penyalur TKI yang memiliki legalitas dianggap
memiliki proses yang lebih rumit dari segi teknis maupun
administrasinya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para mafia
perdagangan orang untuk membuka pintu dengan menawarkan kemudahan.
“Fenomena
ini juga didukung dengan target sasaran korban yang rentan secara
ekonomi sehingga mudah untuk ditipu,” tambah Romo Paschal.
Dalam
pertemuan INFO (Inter Franciscans for JPIC) Indonesia di Wisma
Immaculata Pontianak Agustus 2023 ada dua kesaksian dalam memperjuangkan
hak kemanusiaan.
Pertama, Suster Laurentina SDP yang mempunyai
panggilan Suster Kargo, karena kiprahnya dalam membantu pemulangan
imigran dari dalam dan luar negeri yang menjadi korban perdagangan
manusia di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pengalamannya bersama
rekan-rekannya menjemput jenazah korban di bagian kargo Bandara El Tari
Kupang, dan mengurus administrasi bandara untuk membantu menghubungkan
korban dan keluarga.
Kesaksian itu adalah bentuk nyata perjuangan dalam membela dan membina para korban perdagangan manusia.
Memang
hal itu tidak selalu berjalan mulus, banyak tantangan dihadapi seperti
identitas yang tidak jelas, dokumen administrasi tidak lengkap bahkan
ilegal, dan masih banyak lagi.
"Saya pernah menerima korban hidup
tanpa identitas yang sudah kurang lebih 14 tahun tidak bertemu dengan
keluarganya, namun ketika ditanya asal dan alamatnya dia hanya menjawab
di belakang rumahnya ada pohon asam,” kata Suster Laurentina SDP.
Dia menambahkan bahwa potensi human trafficking terjadi di mana-mana terutama daerah yang secara ekonomi terbilang kurang mampu.
Akibatnya
saat diberikan sedikit iming-iming oleh para mafia tersebut disanalah
perdagangan orang terjadi. Mereka yang tidak tahu apa-apa tentang itu
tergiur dengan kesempatan bekerja di luar negeri.
Kedua, Suster
Kristina Fransiska CP, seorang Suster asli Kalimantan memulai
perjuangannya untuk membela korban-korban human trafficking sejak
bertugas di Keuskupan Malang. Dia turut andil dalam program sosialisasi
ke sekolah-sekolah.
Suster Kristina melihat bahwa calo-calo human
trafficking menargetkan anak di sekolah. Menurut kesaksiannya banyak
kasus yang ditemui adalah korban yang dijadikan sebagai ‘pengantin
pesanan’ oleh calo dengan iming-iming memperoleh hidup yang lebih baik.
Sekarang
Suster Kristina Fransiska CP berada dalam Komisi Pendidikan dan
Advokasi di KKPP KWI, dalam kesempatan itu juga dia siap membantu siapa
saja yang ingin berkolaborasi dalam melawan praktik perdagangan manusia.
Data
yang disarikan dari berbagai sumber menyebutkan bahwa sekitar 2% dari
pekerja migran Indonesia adalah korban perdagangan manusia. Saat ini ada
sekitar 3-4 juta pekerja migran yang tersebar di berbagai negara. Tren
baru perdagangan termasuk anak-anak adalah bentuk eksploitasi seksual
komersial di wilayah penambangan di Maluku, Papua dan Jambi (data IOM).
Sumber
pemerintah dan non pemerintah juga melaporkan peningkatan jumlah
pekerja tanpa dokumen ke luar negeri dikarenakan perluasan penggunaan
dokumen perjalanan biometric yang menyebabkan pemalsuan dokumen menjadi
lebih sulit sehingga menjadi mahal untuk didapat. Anak-anak yang tidak
memiliki akta kelahiran resmi rentan terhadap perdagangan orang.
Sulawesi
Selatan adalah provinsi pertama di Indonesia yang memberi pelayanan
penyediaan akta kelahiran gratis untuk semua anak, bahkan yang lahir di
luar ikatan pernikahan resmi.
“Tapi pemberian akta kelahiran
gratis saja tidak cukup. Para petugas harus paham apa perdagangan orang,
bagaimana modus-modusnya dan bagaimana penindakannya,” tegas Nur Atin.
Komisaris
Polisi Jamillah dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mengakui bahwa
secara umum pemahaman mengenai perdagangan manusia memang masih rendah
di kalangan aparat pemerintah secara umum dan khususnya penegak hukum.
“Kalau
petugas (kepolisian) tidak mau menelusuri proses awalnya dan hanya
melihat akhir dari cerita, sangat mudah menggunakan UU Ketenagakerjaan
jika kasus berhubungan dengan buruh, atau UU Perlindungan Anak saja
ketika menyangkut anak-anak dibawah umur. Orang-orang itu dengan mudah
lolos dari jerat UU TPPO,” kata Jamillah.
Ia mengaku kesulitan
jika berhubungan dengan data karena tidak konsistennya pelaporan dan
pencatatan yang tidak rapi. Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Kaukus
Parlemen Perempuan Sulawesi Selatan Tenri Olle yang juga Ketua Komisi E
DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
“Bahkan para petugas yang sudah
kita latih dan seharusnya menjadi focal point dalam hal ini bisa
dimutasi atau dipindah ke daerah atau bagian lain sebelum ada proses
regenerasi,” kata Tenri.
Hanya 6 Bulan
Dari sisi peraturan
dan perundang-undangan, pemerintah Sulawesi Selatan sudah melangkah
jauh dengan dikeluarkannya Perda dan pembentukan gugus tugas perdagangan
orang, yang di antaranya memainkan peran untuk deteksi dini atau
pencegahan.
Di tingkat pusat, Presiden Joko Widodo telah
mengambil langkah tegas dengan mengalihkan gugus tugas pencegahan tindak
pidana perdagangan orang (TPPO) di bawah koordinasi Polri, sebagai
respons terhadap meningkatnya kasus perdagangan manusia di Indonesia.
Presiden juga membawa isu masalah perdagangan manusia ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 di Labuan Bajo.
Dalam
penanganan kasus ini, Kapolri Listyo Sigit memerintahkan semua Kapolda
untuk menangkap aparat yang terlibat dalam jaringan mafia perdagangan
orang. Namun, meskipun upaya penegakan hukum ditingkatkan, kasus
perdagangan manusia masih terus berlangsung.
"Hanya mereda selama
enam bulan. Setelah itu, situasinya kembali ramai bahkan semakin parah
dengan pemanfaatan teknologi yang canggih," ujar Romo Paschal.
Meskipun
ada upaya dari pihak kepolisian yang baik, namun kejahatan ini terus
mengalami peningkatan. Pelaku dalam praktik perdagangan manusia di
Batam, misalnya, masih beroperasi tanpa halangan yang signifikan.
Romo
Paschal juga menyoroti fakta bahwa praktik perdagangan manusia tidak
hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri. Dia
mengkritik bahwa undang-undang terkait perdagangan manusia sudah usang
dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Lebih lanjut,
undang-undang tersebut juga tumpang tindih dengan undang-undang
ketenagakerjaan, yang membuat penanganan kasus seringkali terhambat.
Meskipun ada penangkapan pelaku yang dilakukan secara sporadis, kasus perdagangan manusia masih dianggap biasa. Data terkait TPPO dari Kementerian Luar Negeri, Kepolisian, dan Kementerian Perempuan bervariasi, menunjukkan penanganan yang tidak terkoordinasi dengan baik dan tidak efektif dalam menyelesaikan masalah yang ada.
(*) MM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar