Jumat, 17 Juni 2022

Orang Tua Murid Protes, SMPN 1 Tamsel Gelar Pelepasan Siswa Kelas IX Th 2021-2022 Tanpa 'Makan'

Ket Foto : Atas SMPN 1 Tamsel, Kiri Bawah Humas, Giatna, Kanan Bawah Sek.Komite, Bambang

KABUPATEN BEKASI, MM - Acara perpisahan sekolah atau pelepasan Siswa kelas IX tahun 2021/2022 SMPN 1 Tambun Selatan di Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang di gelar sekolahan tersebut dengan mengambil tema "Datang Akan Pergi Lewatkan Berlalu, Hantam Badai Pandemi Dengan Prestasi" pada (15/06/2022) menuai tanggapan miring dan keluhan disertai protes dari orang tua siswa yang mana murid tersebut turut serta dalam perpisahan itu, (17/06/2022).

Pasalnya didalam kegiatan acara perpisahan itu, para orang tua murid di kenakan biaya untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 200.000,- (Dua ratus Ribu) per-siswa tanpa adanya makan siang, sementara sajian yang ada dari pihak sekolah hanya menyediakan berupa Snack atau makanan ringan untuk para siswa yang hadir dalam kegiatan acara tersebut.

Hal inilah yang di keluhkan oleh salah satu Orang Tua siswa berinisial JS yang merasa keberatan dengan cara-cara yang di lakukan oleh pihak sekolah dan di nilai tidak manusiawi.

"Kelas tiga pak, karena sudah lulus-lulusan tuh, bikin acara di sekolah dipungut dua ratus ribu per murid, nah ternyata acara itu seharian penuh enggak di kasih makan anak-anak, snack doang roti-roti itu...parah itu, tadinya aku mau telepon kenapa sih kalian itu," kata JS saat mengungkapkan keluhannya pada Awak Media di Kecamatan Tambun Selatan (16/06/2022).

Terkait mengenai komplain yang diutarakan oleh JS selaku Orang tua dari MJ pada pihak sekolah SMPN 1 Tamsel tersebut, Ia menegaskan bahwa," Karena kenapa orang itu sampai tidak kasih makan nasi, kan itu aja yang saya tuntut disini...dengan duit Dua Ratus Ribu apa tidak bisa kalian beli nasi kotak sekalian senilai Dua puluh ribu, adanya diadakan di sekolah jadi tidak pakai fasilitas apa..panggung doang paling berapa," ungkapnya.

Lanjutnya," Satu kelas tiga ada empat ratusanlah, coba di buka Dipodik, ya itulah yang bikin acara itulah, mungkin ada beberapa anak yang engga sanggup bayar pasti adalah, maka terjadi subsidi silang, cuma yang persoalannya cuma berapa duit sih kalau nasi kotak, dari pagi jam sembilan dan jam sepuluh itu sampai mau maghrib, semua pakai jas..anak sayakan pakai Jas, katanya buat perpisahan dan foto-foto, pokoknya lengkaplah, untung saya kasih anak saya duit..kalau engga..lah,"tandas JS.

"Inikan semuanya para pendidik...kok prilaku para pendidik seperti itu, jadi terkesan seperti Pendidik yang kurang terdidik yang melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, seharusnya mereka belajar dari perut sendiri agar dapat mengerti tentang perut orang lain, tapi ini bagaimana...apa yang ada di pikiran orang itu saya engga mengerti..jadi intinya kalau memang saya dibutuhkan untuk di panggil , saya siap untuk di konfrontir..lah memang saya apa adanya saya bicara," imbuhnya memastikan.

Pada Jum;at pagi, Awak Media menyambangi SMPN 1 Tambun-Selatan untuk mendapatkan keterangan jelas terkait permasalahan tersebut dari Kepala Sekolah tersebut, Hj Annisa S.Pd.M.Pd, namun sayangnya tidak dapat menjumpai dikarenakan adanya kegiatan lomba, kemudian untuk memberikan keterangan diwakilkan oleh pihak Humas Sekolah, Giatna dan Sekertaris Komite Sekolah, Bambang.

"Hari ini SMPN1 Tambun Selatan sedang ada penilaian Sekolah Berbasis Lingkungan (SBL), posisinya Kepala Sekolah sedang ada tamu dan juga sama sedang ada kegiatan, jagi bukan hanya sebatas seseorang yang mempunyai kepentingan ataupun keperluan, Kepala Sekolah SMPN1 pun sekarang lagi kedatangan tamu penilaian dari Kabupaten," kata Giat.

"Undangan itu ke siswa untuk datang ke SMPN satu dalam rangka untuk mengadakan perpisahan itu pukul datang diharapkan siswa pukul Dua Belas Tiga Puluh, kegiatan di mulai Tiga Belas Kososng-kosong , jadi disini dirapatpun Orang Tua Murid perwakilan saat itu sudah kita sampaikan, sebenarnya SMP satu saat itu sudah kita sampaikan inginnya secara simbolis dalam perpisahan itu," sambung Giat.

Ditanyakan pembiayaan yang cukup besar dengan Rp 200.000,-/Siwa cukup besar, Giat menjawab,"Memang cukup besar, cukup besar itu bagi mungkin besarnya itu tidak tahu perinciannya, kan di dalam rapatpun dengan Orang Tua Murid sudah di sampaikan biaya itu untuk apa, untuk apa, untuk apa," jawabnya.

Ketika disinggung Orang Tua Murid yang mengeluh kenapa dengan biaya Rp 200.000,- tersebut kok tidak dapat makan, Giat menjawab,"Kan sudah saya sampaikan, undangan siswa pukul Dua Belas Tiga Puluh bang, kalau pukul Dua Belas Tiga Puluh itu otomatis setidaknya, kitakan sudah sampaikan sudah pada makan siang,"terang Giat, Giatpun bertanya,"Kalau menurut abang pukul Dua Belas Tiga Puluh itu pagi apa siang?,"tanya Giat dengan nada tinggi, "Siangkan!," jawab Giat, "Otomatis kalau siang sudah dari rumah secara umumnya siswa sudah makan apa belum?," tanya Giat lagi,"Dan itu sudah disam[paikan dalam rapat dengan posisi perwakilan kelas bahwa memang yang di sediakan karena acaranya siang adalah Snack bukan makan nasi, seperti itu bang," tegas Giat."Kalau besar itu menurut abang beasrnya dimana?,"tanyanya lagi dengan nada tinggi,"Sudah di kasih tahu belum sama pihak korlas yang saat itu posisi semuanya melalui korlas, ya begitu dong,"tukis Giat setengah berteriak,

Ketika ditegaskan berarti yang salah Orang Tua Mudrid, Giat menjawab,"Saya tidak ada bahasa saya 'Salah', kapasitas saya tidak punya ranah memutuskan orang itu salah atau benar, kalau pandangan orang tua itu mangkanyakan saya bilang, orang tua ini kan bahasanya dari pagi...apakah bener undangan itu dari pagi, yakan, karena yang di buat laporan ke abang itukan posisi dari pagi, nah kebetulan ada Komite untuk di sambung untuk rekaman ini," ujar Giat seraya memanggil Sekertaris Komite untuk menjelaskan pada Awak Media.

Tidak Muncul Kata 'Makan' Dalam Rapat

Dalam keterangannya Sekertaris Komite Sekolah menuturkan bahwa,"Hasil musyawarah waktu itu dengan Orang Tua Murid , ini kesepakatan Orang Tua Murid, inikan cuma memfasilitasi aja dengan kesanggupan cuma Dua Ratus, nah disana tidak ada muncul makan, adanya itu Snack termasuk untuk memberikan Medali dengan apa namanya itu untuk siswa yang berprestasi termasuk Piagam termasuk yang lainlah, termasuk Tenda dan lain-lainnya...jadi tidak ada muncul dalam rapat itu bahasa 'Makan' ya...adanya Snack, karena itukan uang tersebutkan ibaratnya dari kita untuk kita dan oleh kita, mangkanya disana itukan kita acarankan termasuk biar anak itu ada rasa kebanggaan, jadi semua siswa itu mendapatkan Medali," ucapnya.

Saat di tanyakan kenapa tidak diberikan biaya tambahan untuk 'Makan', Bambang menjawab,"Karenakan gini, pertimbangan kami itu habis Covid..satu ya, terus keduanya kita habis lebaran, kalau misalnya kita terlalu seperti Sekolahan-sekolahan lain yang ada mungkin kita paling kecil, kalau yang saya dengarkan isyukan ada yang  empat ratus ada yang lima ratus, saya engga mau membebankan Orang Tua yang penting dengan nilai sedikit...gitu ya, tapi anak merasa bahagia, merasa punya kenangan dan disisi lainnya sendiri punya rasa kebanggaan,"katanya. 

Lanjut Bambang,"Kayaknya kalau untuk penambahan untuk 'Makan' itu engga inilah, engga kejual karena sudah di musyawarahkan bareng-bareng, kita sendiri sebagai Orang Tua, ya mungkin harus ada ucapan terima kasih kepada apa kita, kepada yang telah mendidik anak kitalah," jelasnya.

Ketika disinggung  terkait keluhan Orang Tua Murid lainnya yang mengganggap pihak Sekolah ini tidak manusiawi dikarenakan tidak memberikan 'Makan' di acara tersebut,dan kalau memang kurang biayanya sudah tentu Orang Tua Murid tersebut (JS-Red) bersedia untuk menambahkan, Bambang mengatakan,"Permasalahannyakan itu tadi anggarankan, karenakan memang disisi lain orang ada yang mampu ada yang tidak mampu, kan disitu banyak orang yang kurang mampukan gitukan, nah kami sendiri tidak mau membebankan, mangkanya kenapa acara itu ibaratnya di mulai siang..gitukan, maksudnya apa...kalau mulai jam Satu acara di mulai berarti anak itu sudah makan dari rumah, kecuali  dari pagi sampai sore mungkin pada rapat sekolah kita kalkulasi untuk makan dan lainnya, tapi inikan acara sudah jam Satu, jam satu acara baru di mulai dan selesai jam lima sore, berarti lima jamanlah kemaren, mangkanya saya tidak mengkalkulasi untuk 'Makan'," pungkas Sekertaris Komite SMPN 1 Tamsel, Bambang.

(JLambrettta) MM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


MEDIA MAJAPAHIT

MEDIA MAJAPAHIT

BERITA TER UP-DATE

Karena Kesal Tak Diberi Utang, Seorang Residivis Tega Aniaya Ibu Kos Hingga Meregang Nyawa di Medan

SUMUT, MM - Kasus pembunuhan terhadap ibu kos bernama Netty (62) di Jalan Badak, Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara akhirnya berhasil di...

BERITA TERKINI


MEDIA MAJAPAHIT

MEDIA MAJAPAHIT

BERITA LAINNYA